Cerita Sekolah di SMK Jurusan TKJ: Suka, Duka, Ospek, Prakerin
Saya gak tahu pasti apa alasan teman2 mencari dan membaca artikel ini.
Mau daftar sebagai siswa di SMK, kah? Atau lagi di situasi bimbang antara masuk jurusan TKJ, RPL, MM, Teknik Telekomunikasi, atau lainnya?
Sebagaimana dengan judul, postingan ini menceritakan mengenai saya yang pernah sekolah di SMK jurusan TKJ. Suka, duka, ospek, dan praktiknya bakal diceritakan lewat postingan ini ๐
Omong2, saya bingung nih mau mulai dari mana. Kita mulai dari proses pendaftarannya saja, ya! ๐
Di pagi hari yang cerah itu, saya bergegas menyiapkan seluruh dokumen yang diminta oleh pihak sekolah.
Sesampainya di parkiran sekolah, perhatian saya langsung tertuju ke suatu meja yang ramai dikerubungi sama banyak orang sambil memegang map hijau dan merah jambu (pink).
Ya, apalagi kalau bukan tempat pendaftaran siswa baru, kan? ๐
Giliran saya! Begitu saya kasih, dokumen pun dicek satu per satu. Gak ada yang kurang sama sekali. Alhamdulillah.
Selanjutnya, saya pulang ke rumah karena gak ada kepentingan lagi.
O iya, pemandangan di sekolah saat itu sangat beragam, lho! Ada yang bersantai di tamah, ada yang duduk di kantin, orang tua saling mengobrol, dan banyak aktifitas lainnya.
Jujur, di momen ini saya agak lupa. Mungkin selang 2 atau 3 hari setelah pendaftaran, pihak sekolah merilis pengumuman nama2 siswa yang diterima (lulus) di mading sekolah.
Alhamdulillah nama saya terdaftar, dong ๐
Nah, perlu diingat, ini masih di hari pertama. Karena di hari kedua nantinya akan ada perubahan, apakah digeserkan oleh siswa baru yang namanya baru terdaftar atau masih di nomor urut yang sama.
Syukurnya masih di nomor urut yang sama ๐
Teman2 harus tahu, nih! Faktanya, meskipun nama kita terdaftar (diterima) di papan pengumuman, bukan berarti langsung lulus, ya! Bisa saja digeser sama calon siswa lain yang baru saja daftar.
Setelah lolos pengumuman, barulah pengumuman jadwal ospek. Di momen ini, kelasnya diacak.
O iya, jangan teman2 kira ospeknya kejam, ya! Ospek yang dimaksud di sini sama halnya seperti mengikuti pramuka. Ada baris berbaris (PBB), wajib pramuka (inap 1 malam di sekolah), dan kegiatan seru lainnya.
Seru? Pakai "banget"! Rugi kalau gak ikut!
Pada hari keenam ospek, masing2 dari kami diberikan selembar formulir yang wajib diisi oleh kepala keluarga (ayah/ibu/wali).
Formulir ini wajib diisi, di mana isinya:
Sepulang sekolah, formulirnya saya kasih ke almarhum ayah untuk kita isi sama2. Hari ini pun selesai.
Di hari terakhir, masing2 kelas dikunjungi oleh guru BK/BP yang bernama Pak Zulkarnain.
Ternyata, ada wawancara eksklusif di kelas ๐ Wawancara ini berkaitan erat dengan formulir yang kita kasih ke orang tua.
Giliran saya! ๐ Sambil memegang dan membaca formulir kedua orang tua saya, beliau bertanya dengan pertanyaan yang gak biasa:
Pokoknya, pertanyaan2 di atas gak jauh2 dengan formulir yang kita isi.
O iya, awalnya saya gak "ngeh" kenapa formulir ini wajib diisi oleh orang tua. Ternyata, penghasilan atau gaji bulanan orang tua menentukan jurusan yang kita inginkan.
Contohnya, saya sendiri! Jurusan TKJ wajib memiliki sebuah laptop. Karena di formulir tertera gaji almarhum ayah yang lumayan banyak, maka hal itu jadi bahan pertimbangan untuk diloloskan.
Ingat betul, hari itu hari senin. Selepas upacara, kami semua berdiri di tengah lapangan.
Pak Zulkarnain selaku BK/BP sekolah, naik ke atas podium upacara. Satu per satu nama siswa dipanggil.
Alhamdulillah! Saking senangnya, saya bangun dan berlari ke kelompok saya. Untung gak tersandung, amit2...
Setelah sesi pembagian kelas berakhir, kami sekelas dipanggil dan diarahkan oleh wali kelas untuk diantarkan ke kelas yang sudah ditentukan sebelumnya.
Waktu itu kelas saya tergolong kelas premium karena bangunannya baru saja dibangun. Mana asri banget lagi, ada tamannya, pot bunga, dan hiasan lainnya ๐
Salah satu pengalaman yang tidak akan saya lupakan adalah saya pernah Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPPP).
Suka dukanya? Jujur, banyak dukanya! ๐ Pekerjaan di kantor pajak mewajibkan saya untuk terus berhadapan dengan komputer. Dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore.
Tepat sebelum pengumuman kelulusan sekolah, kami (satu angkatan) sepakat untuk study tour ke luar kota.
Buat yang gak tahu, study tour adalah liburan atau perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi sekaligus adanya aktifitas edukasi atau pendidikan di dalamnya.
Dan memang iya, ada edukasi ketika study tour. Contohnya berkunjung ke tempat bersejarah. Itu yang kami alami dan rasakan sendiri.
Sampailah di suatu masa, di mana kami sekelas tamat semuanya. Sedihnya adalah sebagian besar dari kami harus berpisah karena tuntutan kuliah dan pekerjaan.
Ada yang kuliah di luar kota, bahkan ada yang bekerja di ibu kota Jakarta. Terakhir, dapat kabar salah satu teman kami kuliah S2 di Jepang.
Alhamdulillah kami sekelas masih terhubung lewat aplikasi WhatsApp. Adakalanya kami video call (vc) cuma sebatas saling menghina dan mengejek. Cuma satu, menebus rasa rindu yang tak tertahankan ๐
Kenangan dan kerinduan kami bersama begitu terasa karena dari awal sekolah kami sudah sekelas selama 3 tahun lamanya.
Terima kasih ya Allah, keluargaku, teman2ku...
Mau daftar sebagai siswa di SMK, kah? Atau lagi di situasi bimbang antara masuk jurusan TKJ, RPL, MM, Teknik Telekomunikasi, atau lainnya?
O iya, saya alumni TKJ tahun 2012. Ketika artikel ini ditulis, sudah 13 tahun berlalu.
Sebagaimana dengan judul, postingan ini menceritakan mengenai saya yang pernah sekolah di SMK jurusan TKJ. Suka, duka, ospek, dan praktiknya bakal diceritakan lewat postingan ini ๐
Omong2, saya bingung nih mau mulai dari mana. Kita mulai dari proses pendaftarannya saja, ya! ๐
Di pagi hari yang cerah itu, saya bergegas menyiapkan seluruh dokumen yang diminta oleh pihak sekolah.
Sesampainya di parkiran sekolah, perhatian saya langsung tertuju ke suatu meja yang ramai dikerubungi sama banyak orang sambil memegang map hijau dan merah jambu (pink).
Ya, apalagi kalau bukan tempat pendaftaran siswa baru, kan? ๐
Giliran saya! Begitu saya kasih, dokumen pun dicek satu per satu. Gak ada yang kurang sama sekali. Alhamdulillah.
Selanjutnya, saya pulang ke rumah karena gak ada kepentingan lagi.
O iya, pemandangan di sekolah saat itu sangat beragam, lho! Ada yang bersantai di tamah, ada yang duduk di kantin, orang tua saling mengobrol, dan banyak aktifitas lainnya.
Diterima di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Jujur, di momen ini saya agak lupa. Mungkin selang 2 atau 3 hari setelah pendaftaran, pihak sekolah merilis pengumuman nama2 siswa yang diterima (lulus) di mading sekolah.
Alhamdulillah nama saya terdaftar, dong ๐
Nah, perlu diingat, ini masih di hari pertama. Karena di hari kedua nantinya akan ada perubahan, apakah digeserkan oleh siswa baru yang namanya baru terdaftar atau masih di nomor urut yang sama.
Syukurnya masih di nomor urut yang sama ๐
Teman2 harus tahu, nih! Faktanya, meskipun nama kita terdaftar (diterima) di papan pengumuman, bukan berarti langsung lulus, ya! Bisa saja digeser sama calon siswa lain yang baru saja daftar.
Ospek di Sekolah
Setelah lolos pengumuman, barulah pengumuman jadwal ospek. Di momen ini, kelasnya diacak.
Ingat, belum ada pembagian jurusan, ya ๐
O iya, jangan teman2 kira ospeknya kejam, ya! Ospek yang dimaksud di sini sama halnya seperti mengikuti pramuka. Ada baris berbaris (PBB), wajib pramuka (inap 1 malam di sekolah), dan kegiatan seru lainnya.
Seru? Pakai "banget"! Rugi kalau gak ikut!
Mengisi Formulir Keluarga
Pada hari keenam ospek, masing2 dari kami diberikan selembar formulir yang wajib diisi oleh kepala keluarga (ayah/ibu/wali).
Formulir ini wajib diisi, di mana isinya:
- Nama lengkap orang tua
- Pekerjaan orang tua
- Status pernikahan orang tua
- Penghasilan (gaji) per bulan orang tua
- Alamat rumah (domisili) keluarga
- Jurusan yang diinginkan
- Jurusan pilihan kedua apabila jurusan pertama ditolak
Sepulang sekolah, formulirnya saya kasih ke almarhum ayah untuk kita isi sama2. Hari ini pun selesai.
Wawancara Ospek di Hari Ketujuh (Terakhir)
Di hari terakhir, masing2 kelas dikunjungi oleh guru BK/BP yang bernama Pak Zulkarnain.
Ternyata, ada wawancara eksklusif di kelas ๐ Wawancara ini berkaitan erat dengan formulir yang kita kasih ke orang tua.
Giliran saya! ๐ Sambil memegang dan membaca formulir kedua orang tua saya, beliau bertanya dengan pertanyaan yang gak biasa:
- "Namanya (kita) siapa?"
- "Apa nama panggilannya?"
- "Apa pekerjaan orang tua?"
- "Berapa gaji orang tua?"
- "Ibu bekerja gak?"
- "Apa betul orang tuanya punya gaji segini (yang tertera di formulir)?"
- "Punya usaha apa selain berdagang? (pekerjaan orang tua saya berdagang)"
- "Di sini tertulis kalau kamu ingin masuk ke jurusan TKJ, seandainya ditolak, kamu berminat ke jurusan apa?"
- "Minat jurusan TKJ, sudah punya laptop?"
- "Semisal diterima di TKJ, kamu harus punya laptop. Jika dalam 3 bulan gak punya laptop, kamu harus pindah jurusan. Bersedia?"
Pokoknya, pertanyaan2 di atas gak jauh2 dengan formulir yang kita isi.
O iya, awalnya saya gak "ngeh" kenapa formulir ini wajib diisi oleh orang tua. Ternyata, penghasilan atau gaji bulanan orang tua menentukan jurusan yang kita inginkan.
Contohnya, saya sendiri! Jurusan TKJ wajib memiliki sebuah laptop. Karena di formulir tertera gaji almarhum ayah yang lumayan banyak, maka hal itu jadi bahan pertimbangan untuk diloloskan.
Akhirnya, Diterima di Jurusan TKJ!
Ingat betul, hari itu hari senin. Selepas upacara, kami semua berdiri di tengah lapangan.
Pak Zulkarnain selaku BK/BP sekolah, naik ke atas podium upacara. Satu per satu nama siswa dipanggil.
"*******?" Yang mana orangnya? Kamu, ya? Selamat, kamu masuk ke jurusan TKJ, kelas 1-1. Duduk di sana, gabung sama kelompok TKJ yang ada di sana."
Alhamdulillah! Saking senangnya, saya bangun dan berlari ke kelompok saya. Untung gak tersandung, amit2...
Dituntun ke Kelas oleh Wali Kelas
Setelah sesi pembagian kelas berakhir, kami sekelas dipanggil dan diarahkan oleh wali kelas untuk diantarkan ke kelas yang sudah ditentukan sebelumnya.
Waktu itu kelas saya tergolong kelas premium karena bangunannya baru saja dibangun. Mana asri banget lagi, ada tamannya, pot bunga, dan hiasan lainnya ๐
Prakerin 3 Bulan di Kantor Pajak
Salah satu pengalaman yang tidak akan saya lupakan adalah saya pernah Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPPP).
Suka dukanya? Jujur, banyak dukanya! ๐ Pekerjaan di kantor pajak mewajibkan saya untuk terus berhadapan dengan komputer. Dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore.
Mana di bulan puasa lagi! Jujur, muak dan gak kuat! Gak digaji, cuma dijadikan sapi perah.
Study Tour ke Luar Kota
Tepat sebelum pengumuman kelulusan sekolah, kami (satu angkatan) sepakat untuk study tour ke luar kota.
Gak jauh kok. Masih di satu provinsi.
Buat yang gak tahu, study tour adalah liburan atau perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi sekaligus adanya aktifitas edukasi atau pendidikan di dalamnya.
Dan memang iya, ada edukasi ketika study tour. Contohnya berkunjung ke tempat bersejarah. Itu yang kami alami dan rasakan sendiri.
Pengalaman Sekolah Jurusan TKJ di SMK
Sampailah di suatu masa, di mana kami sekelas tamat semuanya. Sedihnya adalah sebagian besar dari kami harus berpisah karena tuntutan kuliah dan pekerjaan.
Ada yang kuliah di luar kota, bahkan ada yang bekerja di ibu kota Jakarta. Terakhir, dapat kabar salah satu teman kami kuliah S2 di Jepang.
Alhamdulillah kami sekelas masih terhubung lewat aplikasi WhatsApp. Adakalanya kami video call (vc) cuma sebatas saling menghina dan mengejek. Cuma satu, menebus rasa rindu yang tak tertahankan ๐
Kenangan dan kerinduan kami bersama begitu terasa karena dari awal sekolah kami sudah sekelas selama 3 tahun lamanya.
Terima kasih ya Allah, keluargaku, teman2ku...
Labels:
Cerita,
Terima kasih sudah membaca Cerita Sekolah di SMK Jurusan TKJ: Suka, Duka, Ospek, Prakerin! Bagikan artikelnya, ya!
Terima kasih sudah membaca Cerita Sekolah di SMK Jurusan TKJ: Suka, Duka, Ospek, Prakerin! Bagikan artikelnya, ya!
Posting Komentar untuk "Cerita Sekolah di SMK Jurusan TKJ: Suka, Duka, Ospek, Prakerin"
Silakan berkomentar di sini. Bisa pakai akun Google, Anonymous, atau Nama/URL. Komentar LINK AKTIF tidak akan dipublikasi ๐